Laporan Penelitian
“Melestarikan Kebudayaan Banjar sebagai
Daya Tarik Wisata Pasar Terapung di Lok Baintan Kec. Sungai Tabuk Kab. Banjar”
Dosen
Pembimbing : Suroto, S.Pd., M.Pd
Oleh
:
Nama
: Irdawati (A1A215021)
Program Studi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai
macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut
kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu
bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Tidak ada satupun
masyarakat yang tidak mempunyai budayaan, begitupun pula sebaliknya tidak akan ada
kebudayaan tanpa adanya masyarakat.
Tidak
bisa kita pungkiri, bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya
kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional.
Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruh
terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang
bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat berpengaruh pula terhadap
kebudayaan daerah / kebudayaan lokal.
Kebudayaan
merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan ciri khas
dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau
daerah.
Karena
kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga,
memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan
kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh
setiap suku bangsa.
Kalimantan
Selatan khususnya Kota Banjarmasin dikenal sebagai Kota Seribu Sungai. Bagi
masyarakat Banjarmasin, sungai sebagai jalur utama dalam menggerakan kehidupan
antar wilayah yang telah berlangsung sejak lama.Bahkan hingga sekarang pun
peranan sungai masih sangat penting bagi beberapa kelompok masyarakat.
Salah satu daya tarik wisata yang menarik di Kalimantan Selatan adalah Pasar Terapung. Pasar
Terapung ini juga terdapat di Bangkok, Thailand dan juga terdapat di Lembang,
Bandung Jalan Grand Hotel No. 33E. Namun,yang akan dikaji kali ini yaitu
Pasar Terapung yang terdapat di Kalimantan Selatan. Hal tersebut dikemukakan karena, Pasar Terapung ini merupakan Pasar Tradisional yang terbesar di Indonesia dimana seluruh aktivitasnya dilakukan
diatas air dengan menggunakan perahu dan
alat transaksinyapun bukan hanya menggunakan uang melainkan bisa
menukarkan barang yang satu dengan yang lain misalnya membeli 1 kilogram gula
pasir bisa di tukar dengan satu perempat daging ayam.
Selain pasar tradisional terbesar di Indonesia dan alat transaksinyapun
bukan hanya uang, suasana Pasar Terapung pun memiliki keunikan tersendiri dari pasar yang lain lajimnya pembeli menghampiri
pedagang tapi di Pasar Terapung disini pedagang yang akan menghampiri
pembeli. Berdesak-desakan antara perahu
satu dengan perahu yang lain menjadi keunikan tersendiri.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar
belakang mengenai Pasar Terapung Lok Baintan, didapatkan beberapa rumusan
masalah antara lain :
1.
Bagaimana budaya asli banjar?
2.
Bagaimana melestarikan pasar terapung
Kalimantan selatan?
3.
Keunikan apa saja yang tersedia di Pasar
Terapung Lok Baintan Kalimantan Selatan?
4.
Bagaimana cara menjadikan Pasar Terapung
sebagai Daya Tarik Wisata?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui budaya asli banjar.
2. Untuk
melestarikan pasar terapung di Kalimantan selatan.
3. Untuk
mengetahui keunikan apa saja yang ada di pasar terapung lok baintan.
4. Untuk
mengetahui cara menjadikan pasar terapung sebagai obyek wisata.
D.
Manfaat
Penelitian
·
Secara
teoretis penelitian ini dapat dijadikan acuan pendapat untuk memperkuat teori
yang sudah ada.
·
Bagi mahasiswa, untuk lebih meningkatkan
pengetahuan tentang kebudayaan bersejarah yang masih terdapat hingga saat
ini.
·
Menambah
wawasan dan Ilmu Pengetahuan bagi para pembaca dan khususnya penulis tentang
peninggalan dan kebudayaan- kebudayaan yang ada.
·
Memberikan
motivasi dalam menjaga dan merawat warisan nenek moyang secara turun-temurun.
·
Untuk mengetahui kebudayaan banjar dan
menjadikan kebudayaan pasar terapung menjadi obyek wisata nasional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata
budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi
(tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil
pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan
berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani
dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure
jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar
manusia.
Kebudayaan=cultuur (bahasa
belanda) culture (bahasa
inggris)=tsaqafah (bahasa arab), berasal dari perkataan latin : “colere” yang
artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah
tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai
“segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin ilmu antropologi
budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat, 1980:195).
Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan kebudayaan, karena IBD berbicara
tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana pengertian
kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai berikut :
1. Kebudayaan dalam arti luas, adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
2. Kebudayaan dalam arti sempit dapat
disebut dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung
pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Kebudayaan
ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian luas, meliputi pemahaman
perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hokum, adat-istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh
dari anggota masyarakat (Taylor, 1897:19).
Kebudayaan
terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan
reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun
pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di
dalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas
tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.
Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu sudah bersifat universal, dapat
diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek, arti kebudayaan menurut
pendapat umum ialah suatu yang berharga atau baik (Bakker, 1984:21).
1. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan menurut Ki Hajar
Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap
dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan
bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran
di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
2. Koentjaraningrat
Mengatakan bahwa kebudayaan berarti
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar
serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
3. A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn
(1952:34)
Dalam bukunyan Culture, a critical
review of concepts and definitions mengatakan bahwa kebudayaan adalah
manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
4. Malinowski
Malinowski menyebutkan bahwa
kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai system kebutuhan manusia.
Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna
memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul kebudayaan yang
berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti
lembaga kemasyarakatan.
5. E.B Taylor
Kebudayaan adalah suatu satu
kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, susila, hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang
diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Hasil buah budi (budaya) manusia itu dapat kita bagi menjadi 2 macam :
- Kebudayaan
material (lahir), yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya :
rumah, gedung, alat-alat senjata, mesin-mesin, pakaian dan sebagainya.
- Kebudayaan immaterial (spiritual=batin), yaitu : kebudayaan, adat istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
B.
Pengertian
Pariwisata
Pariwisata
merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata, termasuk pengusaha objek dan daya tarik
wisata serta
usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut
. Pariwisata juga merupakan sebuah industri jasa yang menangani berbagai jasa
mulai dari jasa transportasi, jasa tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa
bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dan sebagainya.
Pariwisata juga menawarkan hal menarik lainnya, yaitu budaya, kesenian dan
pengalaman baru yang berbeda.
Pariwisata
memiliki bentuk-bentuk yang dapat dibagi berdasarkan kategori,
di antaranya yaitu: asal wisatawan, akibat terhadap neraca pembayaran,
jangka waktu, jumlah wisatawan dan alat angkut yang digunakan. Pariwisata
juga memiliki jenis-jenis wisata yang dapat di golongkan berdasarkan manfaat
dan tujuannya, di antaranya ialah wisata budaya, wisata kesehatan, wisata
olahraga, wisata komersial, wisata industri, wisata politik, wisata konvensi,
wisata sosial, wisata pertanian, wisata maritim (marina) atau bahari, wisata
cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim, wisata bulan madu, dan wisata
petualangan. Sifat dari kegiatan wisata ini adalah sosial, ekonomi, kebudayaan
yang timbul sebagai efek dari perjalanan wisata.
Menurut
Suwantoro (2006:3) pada hakikatnya Pariwisata adalah suatu proses kepergian
sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat
tinggalnya. Dorongan kerena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan
ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain
seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau pun untuk belajar.
Menurut
Warpani (2007:7) Pariwisata adalah peralihan tempat yang bersifat sementara
dari seseorang atau beberapa orang dengan maksud memperoleh pelayanan yang
diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk
maksud tersebut.
Menurut Warpani (2007:7) Pariwisata adalah lalu lintas orang-orang yang
meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di
tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan
kebudayaan, guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginan yang
beraneka ragam dari pribadinya.
Jadi, Pariwisata adalah kepergian orang-orang
sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan diluar tempat tinggal
dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di
tempat-tempat tujuan tersebut ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud,
termasuk kunjungan seharian atau darmawisata atau ekskursi
C.
Pengertian
Wisatawan
Menurut
Suwantoro (2006:4) Wisatawan adalah seseorang atau kelompok orang yang
melakukan suatu perjalanan wisata. (Dasar-dasar Pariwisata)
Menurut
Pitana (2005:39) Wisatawan adalah sekelompok orang yang melakukan perjalanan
jauh dari tempat tinggalnya untuk mengunjungi tempat lain dari negaranya atau
beberapa Negara lain.
Menurut
pendit (2003:14) wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Wisata adalah
kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
Jadi,
Wisatawan adalah seseorang yang mengadakan perjalanan untuk melihat sesuatu
yang lain atau orang yang melakukan wisata. Jenis wisatawan dikelompokkan
menjadi dua yaitu Wisatawan Nusantara danWisatawan Mancanegara. Wisatawan
Nusantara yaitu penduduk suatu negara yang melakukan perjalanan ke suatu tempat
didalam wilayah tersebut. Wisatawan Mancanegara yaitu orang yang melakukan
perjalanan diluar negara tempat tinggal, biasanya selama kurang dari dua belas
bulan di negara yang di kunjunginya.
Macam-macam Wisatawan
yaitu:
a. Domestic Foreign Tourist
Domestic foreign
tourist adalah orang asing yang berdiam pada suatu negara , yang melakukan
perjalanan wisata di wilayah negara dimana dia tinggal.
b. Domestic Tourist
Domestic tourist
adalah orang yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya
sendiri tanpa melewati perbatasan.
c. Indigenous Foreign Tourist
Indigenous foreign
tourist adalah warga negara suatu negara tertentu yang karena tugasnya
atau jabatannya di luar negeri, pulang ke negara asal dan melakukan perjalanan
wisata di wilayah negaranya sendiri.
d. Transit Tourist
Transit tourist adalah
wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata ke suatu negara tertentu,
yang menumpang kapal udara atau laut atau kereta api, yang terpaksa singgah ke
suatu pelabuhan, airport ataustasiun bukan atas kemauannya sendiri.
e. Business Tourist
Business tourist adalah
orang yang melakukan perjalanan wisata setelah tujuan utamanya selesai kemudian
melakukan bisnis.
Ciri-ciri
wisatawan adalah:
a. Perjalanan
dilakukan lebih dari 24 jam.
b. Perjalanan
itu dilakukan untuk sementara waktu.
c. Orang
yang melakukannya tidak mencari nafkah ditempat atau negara yang dikunjun
D.
Pengertian
Objek Wisata
Objek wisata
adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran
wisata. Jenis-jenis objek wisata menurut ilmu pariwisata, Pendit (2003:
39)dikelompokkan sebagai berikut :
a. Wisata
Olahraga
Wisatawan
yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud
mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara.
b. Wisata
Buatan Manusia
Jenis objek wisata yang bersifat tidak alami yang
dibuat dengan sengaja dengan campur tangan manusia.
c. Wisata
Bahari
Wisata yang banyak dikaitkan dengan danau, pantai,
sungai atau laut.
d. Wisata
Belanja
Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata sebagai
bagian dari usaha menghibur diri atau relaksasi dengan mengunjungi tempat
perbelanjaan. (Pitana (2005.56) )
e. Daya
Tarik Wisata
Kajian Teori Daya Tarik Wisata menurut Undang-Undang
No.10, tahun 2009 yaitu :
Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang
memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan
alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan dan contoh-contoh
yang telah dikemukakan, dinyatakan bahwa objek wisata Pasar Terapung termasuk
jenis wisata belanja. Hal tersebut dikemukakan karena objek wisata Pasar
Terapung memiliki daya tarik berbelanja diatas air dengan menggunakan perahu,
sehingga menarik minat para wisatawan untuk berkunjung, baik wisatawan lokal
maupun wisatawan mancanegara.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Metode
Penelitian
Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif kualititatif dengan metode studi kasus
(case study), yaitu sebuah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Penelitian kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menggunakan data
berupa kalimat tertulis atau lisan, perilaku, dan pengetahuan. Pendekatan ini menitikberatkan pada
pemahaman, pemikiran dan persepsi peneliti.
Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Tujuan
dari pendekatan ini adalah untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data
yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang
merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.
B.
Sumber
Data
Sumber
data yang diperoleh peneliti mencangkup dua hal yaitu:
·
Data primer adalah data yang diperoleh
peneliti secara langsung (dari tangan pertama) / narasumber, dengan cara
melakukan kelompok fokus dan hasil
wawancara peneliti dengan nara sumber.
·
Data Sekunder adalah data yang diperoleh
peneliti dari sumber yang sudah ada. Data yang diperoleh seperti catatan atau
dokumentasi.
C.
Tempat
penelitian
Penelitian yang
berjudul tentang Melestarikan Kebudayaan Banjar Sebagai Daya Tarik Wisata Pasar
Terapung bertempatkan di Desa Lok baintan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar
Kalimantan Selatan.
D.
Metode
Pengumpulan data
Metode
yang diambil dalam penelitian inii adalah wawancara terhadap informasi yang
dibantu dengan pedoman interview berstandar dalam bentuk pertanyaan open ended
(terbuka).
Jumlah
responden yang didapatkan dilapangan setelah dilakukan seleksi berdasarkan
kriteria subjek penelitian yang telah ditetapkan 1-3 orang. Wawancara
dilakakukan di lapangan tempat pasar terapung itu berlangsung. Wawancara dilakukan
dengan lamanya waktu bervariasi sesuai dengan situasi dan kondisi. Tiap orang
yang dilakukan wawancara, dengan mengajukan pertanyaan yang sama pada tiap
orang yang diwawancarai. Metode wawancara yang dilakukan adalah berstruktur,
E.
Metode
Analisis Data
Analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengancara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit,melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
danyang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
Metode
analisis data yang peneliti gunakan adalah metode analisis data deskriptif,
karena penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pelaksanaan kegiatan jual
beli yang ada di pasar terapung.
F.
Judwal
Penelitian
|
No
|
Fase
|
Alokasi
waktu
|
Pekerjaaan
|
|
1
|
Persiapan
|
Minggu
pertama
(16 November 2015)
|
·
Menentukan tema dan judul
·
Membuat kerangka
·
Mencari pembahasan latar belakang
·
Menentukan focus penelitian
·
Membuat rumusan masalah
·
Membuat tujuan dan manfaat hasil
penelitian
|
|
2
|
Pengumpulan
Data
|
Minggu
berikutnya
(1
Desember 2015)
|
·
Menyusun data
·
Menentukan pertanyaan
·
Mencari pembahasan BAB II
·
Wawancara kepada narasumber
|
|
3
|
Penyajian
Data
|
Minggu
terakhir
(15
Desember 2015)
|
·
Membuat hasil dari pembahasan
penelitian
·
Penelitian siap disajikan
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A.
Gambaran
umum
a.
Letak
Geografis
Kabupaten
banjar memiliki Luas wilayah ±4.668,50 Km2, merupakan wilayah terluas ke 3 di
Prop. Kalsel setelah Kab. Kotabaru dan Kab. Tanah Bumbu Terdiri dari 20
Kecamatan, 277 Desa dan 13 Kelurahan. Kecamatan sungai tabuk juga
kecamatan terluas dari 19 kecamatan lainnya. Di dalam kecamatan sungai tabuk
ada desa yang luas wilayahnya 3,90 km² yaitu desa
lok baintan desa yang saya teliti tentang pasar terapung nya.
Untuk
menuju pasar terapung Lok Baintan dari pusat kota bisa ditempuh dengan dua
alternatif. Alternatif pertama menyusuri sungai martapura dengan menggunakan
klotok, sejenis sampan bermesin. Dengan klotok, perjalanan dari pusat kota
menuju pasar terapung terbilang cepat karena membutuhkan waktu 30 menit.
Alternatif kedua dengan menggunakan kendaraan darat seperti mobil. Namun, untuk
alternatif kedua membutuhkan waktu lebih panjang yakni satu jam untuk mencapai
pasar terapung. Hal itu disebabkan medan perjalanan yang cenderung berat dan
berliku-liku.
b.
Profil desa Lok Baintan
a. Nama Desa : Lok Baintan
b. Kecamatan : Sungai Tabuk
c. Kabupaten : Banjar
d. Provinsi : Kalimantan Selatan
e.
Negara :
Indonesia
c.
Daya Tarik yang Dimiliki
Objek wisata ini sering dianggap
sebagai daya tarik yang fantastik. Banjarmasin bagaikan Venesia di Timur Dunia,
karena keduanya memiliki potensi wisata sungai. Namun kedua kota berbeda alam
dan latar belakang budayanya. Di Banjarmasin masih banyak ditemui di sepanjang
sungai rumah-rumah terapung yang disebut Rumah Lanting, yang selalu goyang
disapu ombak.
d.
Fasilitas
yang dimiliki di desa lok baintan
·
Sarana
Sarana utama yang terdapat di
Pasar Terapung adalah sungai dengan
menggunakan jukung dan klotok. Jukung adalah sejenis
perahu kecil tanpa mesin, sedangkan klotok adalah sejenis perahu yang
lebih besar daripada jukung yang digerakkan dengan mesin.
·
Prasarana
Prasarana yang tersedia di Pasar
Terapung seperti penginapan dan rumah makan Soto Banjar Bang Amat khas
Banjarmasin.
B.
Sejarah singkat berdirinya Pasar Terapung
Pasar
Terapung merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Banjar yang konon sudah
ada sejak ratusan tahun lalu, tepatnya sejak zaman Kesultanan Banjar. Tidak ada
seorang pun yang tahu kapan Pasar Terapung ini berdiri, karena
adanya Pasar Terapung ini berawal dari tradisi dan budaya masyarakat itu
sendiri.
Pasar
Terapung adalah pasar tradisional yang sudah ada sejak dulu dan merupakan
refleksi budaya sungai orang Banjar yang seluruh aktivitasnya dilakukan di atas
air dengan menggunakan Perahu dan Klotok. Kebanyakan para pedagangnya
pun adalah wanita.
Pasar Terapung
tidak memiliki organisasi seperti pada pasar di daratan, sehingga tidak
tercatat berapa jumlah pedagang dan pengunjung atau pembagian pedagang
berdasarkan barang dagangan. Selain transaksi dilakukan di atas perahu,
pedagang dan pembelinya juga tidak terpaku di suatu tempat, tetapi terus bergerak
mengikuti arus sungai.
Pasar
Terapung merupakan salah satu pesona Desa Lok Baintan, yaitu bertepat pada
sungai martapura, Banjarmasin yang disebut kota Seribu Sungai. Berbagai
aktivitas masyarakat tidak lepas dari keberadaan sungai, termasuk kegiatan
perdagangan di atas sungai atau terkenal dengan sebutan Pasar Apung. Pasar ini
dulunya pernah menjadi iklan sebuah stasiun televisi swasta dengan menampilkan
gambar seorang ibu pedagang duduk di atas sambil mengacungkan jempolnya.
Salah
satu Pasar Apung yang masih bertahan hingga sekarang adalah Pasar Apung Lok
Baintan yang terletak di desa Sungai Pinang, Kecamatan sungai Tabuk, Kabupaten
Banjar, Kalimantan Selatan.
Aktivitas
Pasar Apung Lok Baintan mulai pukul 05.00 WITA.Satu persatu para pedagang berkumpul
di sebuah titik di ruas sungai. Sesuai namanya, seluruh aktivitas perdagangan
Pasar Apung berlangsung di atas sungai dari satu jukung ke jukung lain.
Durasi
waktu kegiatan jual beli di pasar apung tidak terlalu lama, yaitu hanya sekitar
tiga sampai empat jam. Barang dagangan yang diperjualbelikan umumnya
berupa hasil perkebunan atau pertanian, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan
maupun kebutuhan pokok sehari-hari, atau makanan. Ada juga pedagang yang
menjual kue-kue basah tradisional khas Banjar atau biasa disebut Wadai dalam
bahasa setmpat.
Karena
keriuhan Pasar Apung dengan puluhan jukung dan ibu-ibu pedagang di atasnya
menjadi sebuah keunikan dan keindahan tersendiri. Pesona inilah yang membuat
Lok Baintan dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Nasional oleh Pemerintah Pusat
Banjarmasin-Kalimantan Selatan.Keberadaan Pasar Apung pun tidak hanya memikat
Wisatawan Nusantara, tetapi Wisatawan Mancanegara.
Pasar
Apung Lok Baintan merupakan satu dari dua Pasar Apung yang masih bertahan di
Kalimantan Selatan, selain Pasar Apung Kuin yang berada di atas Sungai Barito
di Muara Sungai Kuin, Banjarmasin.Pada zaman dahulu, pasar-pasar seperti
ini banyak terdapat di beberapa anak sungai Martapura. Perkembangan
infrastruktur dan transportasi di darat menyebabkan Pasar Apung perlahan-lahan
mulai ditinggalkan. Kemudahan jalan darat membuat sebagian masyarakat kini
lebih memilih untuk berbelanja di darat dari pada di Pasar Apung Tradisional.
C.
Hasil penelitian
Hasil
penelitian terhadap Daya Tarik Wisata Pasar Terapung Lok Baintan menunjukkan
bahwa budaya tradisi masyarakat Banjar masih melekat erat di Kalimantan Selatan
khusus nya di Desa Lok Baintan. Seperti halnya Pasar Terapung yang sampai saat
ini tetap berkembang di era globalisasi. Awal mula adanya Pasar Terapung,
karena faktor geografis dari daerah Banjarmasin itu sendiri yang memiliki
banyak anak sungai dan faktor kebiasaan masyarakat yang mulai menggunakan
sistem barter sebagai alat transaksi. Kebiasaan yang dilakukan masyarakat ini
kemudian berubah menjadi sistem perdagangan dengan hasil kebun sebagai
bahan-bahan yang didagangkan. Mulai saat itu, pedagang hanya membawa hasil
kebun untuk dijual di Pasar Terapung, Muara Kuin.Sekitar
era tahun 1960’an-1980’an, pedagang sudah mulai menjual kebutuhan-kebutuhan rumah
tangga termasuk obat-obatan.
Kini
seiring berkembangnya zaman, Pasar Terapung mengalami pergeseran digantikan
dengan pasar biasa, yang aksesnya lebih memudahkan setiap orang untuk
berbelanja dengan menggunakan angkutan umum.Namun, pasar Terapung di Muara Kuin
ini mulai berkurang yang dulunya dapat mencapai 300 perahu, sekarang hanya
60-70 perahu. Tak hanya di Muara Kuin saja, di Lok Baintan pun budaya Pasar
Terapung pun melekat disana. Karena hasil kebunnya dijual di Pasar Terapung,
bahkan masih sering terjadi tukar menukar dengan barang lagi. Contohnya,
pedagang buah pisang ingin membeli sayur dan kemudian antara kedua pedagang
tersebut melakukan transaksi menggunakan
barang-barangnya.Transaksi yang dilakukan dengan cara menukar satu sisir
pisang dengan sayur mayur yang ingin dibeli, dan sampai kapan
pun transaksi demikianakan tetap digunakan karena para pedagang setempat
masih menginginkan sistem tradisional, khususnya di daerah Lok Baintan.
Tidak
hanya aktivitas perdagangan saja yang dijumpai tetapi ada sisi lain yang
menarik seperti halnya keunikan dan fasilitas yang digunakan pedagang Pasar
Terapung Lok Baintan. Fasilitas yang disediakan oleh masyarakat Lok Baintan,
misalnya meyewakan klotok, tempat penginapan dan tempat makan bagi
pengunjung yang datang. Tempat makan yang terkenal di Lok Baintan seperti Rumah
Makan Khas Banjarmasin Soto Banjar Pak Amat, ada suguhan hiburan musik di
dalamnya saat berkunjung kesana. Selain fasilitas yang didapat.
Ketika saat
hujan gerimis pun para pedagang tetap melakukan barter dan membiarkan
dagangannya terkena hujan gerimis karena membuat hasil perkebunan menjadi segar
dan tidak mudah rusak. Ketika hujan deras turun para pedagang akan berteduh
di bawah rumah lanting dan disaat itu juga tetap terjadi
proses perdagangan .
Panjang
area Pasar Terapung di daerah Muara Kuin sekitar 3 KM,sedangkan panjang area
Pasar Terapung di Lok Baintan sekitar 5 KM.Sungai menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari Kota Banjarmasin, sehingga Banjarmasin
mendapat julukan "Kota Seribu Sungai" meski sungai yang mengalir di
Banjarmasin tak sampai seribu. Sungai menjadi wadah aktivitas utama masyarakat
zaman dahulu hingga sekarang, utamanya dalam bidang perdagangan dan
transportasi. Sungai-sungai yang membelah kota ini, diupayakan sebagai magnet
ekonomi, khususnya pariwisata. Data dari Dinas Kimprasko Banjarmasin
menunjukkan pada 1997 di Ibu Kota Kalimantan Selatan itu terdapat 117 sungai,
kemudian pada 2002 berkurang menjadi 70 sungai, lalu pada 2004 sampai sekarang
hanya tinggal 60 sungai. Penataan kota Banjarmasin semestinya penataan daratan
harus mengikuti penataan sungai, artinya penataan sungai yang didahulukan baru
penataan daratan.
D.
Pembahasan
·
Keunikan
yang ada di pasar terapung
Hal
yang unik dari Pasar Apung Lok Baintan adalah pedagang dapat juga menjadi
seorang pembeli. Beberapa pembeli juga akan menjual kembali barang hasil yang
dibelinya ke wilayah tempat tinggal masing-masing.
Keistemewaan
pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter antar para pedagang
berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk, sesuatu yang
unik dan langka.
Karena hampir
seluruh pedagang adalah kaum perempuandan ada beberapa laki-laki. Wajah-wajah
putih yang diberi bedak tradisional atau pupur dingin dengan
mengenakan kerudung warna-warni ataupun topi lebar yang dalam bahasa setempat
di sebut Tanggui, memberikan warna tersendiri bagi pemandangan Pasar Apung Lok
Baintan.
Keunikan
Pasar Apung Lok Baintan yang lain adalah pasar ini akan bergerak mengikuti
arus sungai. Jika arus sungai tenang, para pedagang akan berkumpul di satu
titik tertentu. Namun, jika arus cukup deras, para pedagang
akan terus bergerak mengikuti arah arus hilir.
Kebiasaan
dari masyarakat Lok Baintan dimana usaha perdagangan dilakukan di atas perahu
ini telah menjadi budaya yang ada di Banjarmasin. Pasar Terapung merupakan
budaya yang mana harus tetap dijaga kelestariannya maupun dapat dijadikan
wisata budaya.
Jembatan
Gantung yang terletak tidak jauh dari Dermaga Lok Baintan ini merupakan lokasi
favorit para fotografer untuk mengabadikan Pasar Apung. Memotret aktivitas
Pasar Apung saat tepat berada di bawah jembatan, selain mendapatkan beragam
sudut yang menarik, tentu juga akan menjadi sebuah pengalaman yang mengasyikan.
Meski banyak wisatawan yang memotret, para ibu yang berdagang akan tetap
beraktivitas seperti biasa seolah tidak terganggu dengan jepretan kamera yang
diarahkan kepada mereka.
Barang-Barang
Yang Dijual Belikan di Pasar Terapung
Barang-barang
yang diperjualbelikan di Pasar Terapung adalah :
a. Sayur
mayur,
b. Buah-buahan,
c. Beras,
d. Ikan,
e. Benih cabe dan sejenisnya,
f. Kayu bakar,
g. Kain
dan pakaian,
h. Aneka
makan dan minuman, serta
i.
Barang-barang keperluan rumah tangga
lainnya.
Sayur mayur khas Banjar
yang sering dijual adalah sebagai berikut :
a. Mandai
Mandai adalah kulit
dari buah cempedak.
b. Buah
Taraf
Buah taraf merupakan
sejenis sukun tetapi bentuknya lebih kecil daripada
sukun, dan berbiji
kecil yang isinya berwarna putih.
c. Sulur
Sulur adalah batang
dari buah keladi bentuknya panjang mengakibatkan gatal-gatal bila tidak bisa
memilih. Agar tidak gatal, direbus dengan asam kamal.
d. Kembang
Tigarun
Kembang tigarun
berwarna kuning orange seperti bunga anggrek, bentuknya lebih kecil dari pada
bunga anggrek tetapi berkumis seperti bunga kumis kucing.
e. Buah
Kalangkala
Buah Kalangkala
bentuknya bulat seperti buah duku berwarna orange, dan bijinya seperti
kelereng.
f. Kalakai
Kalakai adalah batang bunga
teratai,sejenis pakis.
Ikan
khas Banjar adalah :
a. Lais
Lais merupakan ikan
yang bentuk kepalanya seperti ikan lele, tidak bersisik, siripnya lebih banyak
dibawah, berduri dikiri kanan dibawah pipi, bentuknya tipis, berwarna putih,
dan sedikit berkumis.
b. Saluang
Saluang adalah ikan
yang bersisik, mulutnya seperti ikan mas, badannya sebesar jari telunjuk dan
kelingking, ada yg besar dan ada juga yang kecil.
c. Tauman
Tauman merupakan ikan
yang bentuknya seperti ikan gabus, bersisik, badannya berbintik-bintik hitam,
bentuknya sedikit agak tipis dari ikan gabus, tetapi rasanya lebih enak ikan
gabus daripada ikan tauman, karena dagingnya lebih keras.
d. Bilis
Bilis merupakan ikan
yang bentuknya seperti ikan saluang tetapi lebih kecil, bentuknya transparan,
isi perut dan tulangnya sedikit keliatan, karena warnanya bening.
Makanan khas Banjar
adalah :
a. Bingka
Bingka adalah kue yang
menjadi ciri khas Suku Banjar, Kalimantan Selatan. Rasanya sangat manis,
lemak, dan lembut. Bingka merupakan salah satu kue yang dipakai dalam tradisi
Banjar untuk menyajikan 41 jenis kue untuk acara-acara istimewa sepertipernikahan.
Meski dapat ditemukan sepanjang tahun, bingka menjadi primadona pada
bulan Ramadhan karena
dianggap cocok berbuka puasa.
b. Bingka
barandam
kue bingka barandam ini
disajikan dengan menggunakan kuah, air gula merah yang akan menjadi kuah kue
baranda
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan mengenai Pasar
Terapung, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut :
a. Pasar
Terapung Lok Baintan adalah sebuah pasar terapung tradisional
yang berlokasi di desa Sungai Pinang (Lok Baintan),
kecamatan Sungai Tabuk, Banjar,
Kalimantan Selatan. Di pasar ini, para pedagang dan pembeli melakukan aktivitas
jual beli di atas perahu tradisonal. Perahu tersebut biasa disebut dengan
nama jukung.Adapula jenis kapal bermotor yang ikut meramaikan aktivitas
pasar ini, yakniklotok.Pasar Terapung Lok baintan merupakan salah
satu bentuk pola interaksi jualbeli masyarakat yang hidup di atas air
b. Pasar
Terapung termasuk Objek Wisata Belanja karena Objek Wisata Pasar Terapung
memiliki daya tarik berbelanja diatas air dengan menggunakan perahu.
c. Pasar
Terapung merupakan Pasar Tradisional yang seluruh aktivitasnya dilakukan di
atas air dengan menggunakan perahu.
d. Fasilitas transportasi yang
terdapat di Pasar Terapung berupa perahu dayung dan perahu mesin yang
disebut klotok.
e. Keunikan
yang terdapat di Pasar Terapung yaitu pasarnya berada diatas airyang didominasi
oleh kaum perempuan laki-laki Cuma sedikit.
f. Keunikan
lainnya yaitu masih adanya sistem barter antar pedagang dengan pembeli serta
antar pedangan dengan pedagang.
B. Saran
·
Untuk masyarakat diharapkan menjaga dan
memelihara kebudayaan banjar dan melestarikan kebudayaan tersebut, yaitu pasar
terapung.
·
Untuk Para Mahasiswa diharapkan bisa
membantu memelihara dan menjaga warisan nenek moyang yang menjadi ciri khas
Negara kita.
·
Diharapkan Pemerintah dengan Masyarakat
bisa bekerja sama untuk melestariakan kebudayaan banjar yaitu kebudayaan pasar
terapung.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar