Kamis, 22 Desember 2016

revolusi mental

REVOLUSI MENTAL

Revolusi Mental

Seiring dengan kemenangan Bapak Joko Widdodo dan Yusuf Kalla dalam pilpres 9 Juli 2014, maka tampaknya kita akan memasuki era perubahan yang siknifikan (semoga) melalui kosep REVOLUSI MENTAL yang dicanangkan oleh Presiden Baru periode 2014-2019 itu. Perubahan yang siknifikan tersebut sebaiknya kita sikapi dengan kesiapan untuk berubah dari kita masing-masing agar tidak menjadi korban perubahan. Tapi, apa sih sebenarnya Revolusi Mental itu? Yep, Revolusi Mental teridiri atas 2 kata yakni Revolusi dan Mental. Revolusi (dari bahasa latinrevolutio, yang berarti "berputar arah") adalah perubahan fundamental (mendasar) dalam struktur kekuatan atau organisasi yang terjadi dalam periode waktu yang relatif singkat. Kata kuncinya adalah Perubahan dalam Waktu Singkat.

Revolusi telah banyak terjadi dalam sejarah umat manusia dan bervariasi dalam berbagai metoda, durasi, dan ideologi motivasi.Hasilnya telah terjadi perubahan besar dalam budaya, ekonomi, dan institusi sosio-politik. Sedangkan Mental atau tepatnya Mentalitas adalah cara berpikir atau kemampuan untuk berpikir, belajar dan merespons terhadap suatu situasi atau kondisi. Contohnya, jika seseorang mengatakan anda mempunyai mentalitas anak TK, maka itu sih oke-oke saja kalau anda memang murid TK, tetapi jika anda anak SMA, itu berarti anda dianggap tidak dewasa (sematang semestinya anak SMA). Tidak lucu kan, anak SMA bermental anak TK...?? Contoh lain, Mental Priyayi, artinya orang yang cara berpikir, bersikap dan merspons sesuatu seperti priyayi (bangsawan), maunya diladeni, tak mau kerja keras/kotor, mintanya selalu dihormati, duduk harus didepan, menjaga jarak dengan kaum miskin, maunya yang mahal-mahal dst... Tentu orang seperti ini tidak bisa diajak berjuang, bekerja keras dan maunya dapat hasilnya saja.

Jelas bahwa kata asal mentalitas adalah mental, yang berarti 'pikiran'
Bagaimana pikiran anda bekerja itulah mentalitas anda, yaitu cara anda berpikir tentang sesuatu. Cara berpikir (mentalitas) dibentuk dari pengalaman, hasil belajar, atau pengaruh lingkungan.Contohnya, anda mungkin memiliki mentalitas kompetitif (berebutan) kalau ada makanan, karena di keluarga anda, saat makan anda semeja dan harus berbagi dengan 9 saudara. Jadi, Revolusi Mental dapat diartikan dengan perubahan yang relatif cepat dalam cara berpikir kita dalam merespon, bertindak dan bekerja.
Memangnya kenapa harus dirubah?Apa ada yang salah? Banyak, bahkan banyak sekali!Kita sekarang telah hidup di Era Informasi yang membuat globalisasi dunia dengan pradigmanya sendiri, sementara kita masih banyak... bahkan banyak sekali terperangkap dalam paradigma atau pola pikir lama, Era Industrial maupun era agrikultural, yang sudah jauh tertingal dan banyak bertolak belakang dengan era informasi yang meng-global itu.

 Juga mentalitas yang terbentuk akibat penjajahan selama 350 tahun! Ada mental penjilat, mental budak, dan berbagai pola pikir tidak produktif lainnya.

B.     Tujuh Revolusi Mental

1.      Dari Pasif Menjadi Aktif

Melatar belakangi seseorang memiliki Sikap pasif disebabkan berbagai hal: kurangnya kemauan, kurangnya harapan, kurang dukungan dari orang lain, sikap negatif, kemalasan, atau kurangnya sarana yg diperlukan. Coba ingat kecenderungan  bertindak saat anda akan mengerjakan sesuatu. Jika ada sesuatu yg menghalangi untuk bertindak, pikirkan tentang bayangan pertama yang muncul di pikiran kita. Perhatikan perbedaan halus diantara penyebab-penyebab itu.Ingatlah, terkadang para penyebab itu saling kombinasi.Makin banyak penyebab yg kita temukan, makin sulit bagi kita untuk mengerjakan sesuatu. 

Untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam diri kita tentang kurangnya kemauan, kurang nya harapan, kurang dukungan dari orang lain, bersikkemalasan yang besifat pasif tadi tentunya kita merubah semua sikap pasif tadi menjadi aktif dalam keseharian kita, tentunya dengan menrubah itu semua kita yang tadi nya memiliki sikap yang pasif akan menjadi aktif, dalam berorientasi pada tujuan yang ingin merubah itu semua, contohnya saja dalam keseharian kita dalam sikap pasif nya yaitu kurang nya kemauan dalam mengatasi hal tersebut tentunya kita harus merubah dengan cara mengumpulkan kemuan. Kemauan adalah kemampuan yang hanya dapat kita miliki dan latihan. Makin sering kita berlatih, makin bisa kita menikmatinya dan mendapatkan alasan untuk melakukannya lebih jauh. untuk dapat bertindak sesuatu yang tadi nya kurang nya kemauan menjadi sesuatu yang berkemauan dalam diri. Dengan adanya revolusi mental dari pasif disini sangat lah dapat merubah seseorang yang tadinya bersikap pasif menjadi seorang yang bersikap aktif.

2.      Dari Pesimis menjadi Optimis

Pesimis adalah sikap yang melihat sesuatu hal yang bertitik pada hal negative nya saja tanpa meliahat hal tersebut adalah baik. Pesimis seringkali menghampiri diri seseorang yang mempunyai sikap yang pesimis dsini yaitu selalu melihat sisi yang negatif, dan jua tidak menghadapi sisi kekurangan diri sendiri, dan tidak bersyukur atas apa yang dimiliki. Dalam menghadapi sikap pesimis disini ada banyak cara untuk merubah semuanya atau merevolusi mental kita untuk menjadi orang yang optimis dalam hal apapun, cara yang tepat untuk merubah itu semua, pastinya mempunyai mindset (berubah pola pikir), pola pikir disini bagaimana kita merubahnya tergantung pada dirikita apakah sungguh-sungguh ingin merubah sikap pesimis menjadi optimis, cara merubah pola pikir itu sendiri adalah :

1.      Berhenti focus pada diri sendiri

2.      Hadari kekurangan diri sendiri

3.      Selalu lihat sisi yang cerah

4.      Mulai bersyukur

5.      Temukan pelatihn kehidupan

6.      Berteman dengan orang yang optimis

3.      Dari mengeluh menjadi focus pada solusi

Mengeluh sering kali kita lakukan saat kita mendapatkan banyak masalah. Kita selalu menganggap masalah adalah sebuah keadaan yang harus kita keluhkan. Jarang saat kita mendapatkan sebuah masalah kita bersyukur atau mengambil dari sisi negatifnya. Mengeluh selalu berhasil menutup mata dan pikiran kita untuk melihat dan menemukan pemecahan yang baik untuk masalah kita.

Lalu bagaimanakah kita dapat membentuk dirikita agar tidak mudah mengeluh, dengan cara jangan mengeluh dan berfokus pada solusi, pada saat kita menghadapisebuah masalah apa yang ada dalam dirikita tentunya kita harus berkomitmen jangan mengeluh dan  selalu berfokus pada solusi apa yang tepat untuk permasalahan teresebut.

4.      Dari malas-malasan menjadi giat bekerja

Bermalas-malasan bisa jadi merupakan cara hidup yang paling tidak sehat bagi setiap individu, mungkin yang paling buruk dari segalanya, orang yang bermalas-malasan sangat mudah terperangkap dalam pola menjadi malas , terus-terusan dan tidak mempunyai motivasi, maka dari itu pemerintah mengadakan yang nama nya revolusi mental, untuk merubah kepribadian yang bermalas-malasan menjadi giat bekerja, dalam menjalankan program tersebut, setiap individu harus menyadari bahwa sanya bermalas-maalasan itu tidak lah menguntungkan bagi diri sendiri, keluarga masyarakat, bahkan untuk negara tidak lah menguntungkan, untuk merubah atau memperbaiki kepribadian tersebut dari bermalas-malasan menjadi giat bekerja. kita harus mempunyai cara untuk merubahnya, yaitu dengan cara, manfaakan waktu yang ada untuk mengerjkan hal-hal yang berguna, dan maka dari itu bermalas-malasan bisa diatasi, selain itu dengan cara selalu giat dalam bekerja dalam mengerjkan hal apapun, hilangkan semua pemalas dalam diri, dan bangun kerangka berfikir yang benar, dan bagun motivasi untuk merubah itu semua.

5.      Dari mudah menyerah menjadi pantang menyerah

Jika kita mendapati sebuah mesalah yang sulit, jangan lah berfikir masalah itu tidak bisa kita selesaikan, bahwasanya setiap diri pasti bisa menyelesaikan masalah tersebut atau mempunyai yang nama nya pantang menyerah, tetapi itu semua tidak kita munculkan dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada hanya mudah menyerah, maka dari itu dengan adanya suatu revolusi mental disini akan merubah mudah menyerah menjadi pantang menyerah, dengan hal tersebut tidak aka nada lagi yang nama nya mudah menyerah dalam menghadapi segala sesuatu, akan tetapi itu semua dapa teratasi dengan cara berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan semua permasalahan, dan juga anggap saja suatu permasalahan tersebut menjadi suatu permainan yang menantang, pastinya dengan adanya hal yang menantang dalam diri terus untuk tidak mudah menyerah atau pantang menyerah.

6.      Orientasi pada hasil menjadi orientasi pada proses

Berorientasi pada hasil adalah orang yang ingin enaknya saja tidak ingin sesuatu yang merugikan bagi dirinya, atau dapat dikatakan orang yang ingin hasilnya saja tanpa mempertimbangkan bahwa proses lah yang terpenting atau orang yang ingin hasil tidak memperdulikan usaha nya seperti apa, maka dari itu kita bersama-sama merubah dari orientasi pada hasil menjadi orientasi pada proses, agar semuanya tidaklah menjadi orang yang bermalas-malasan karena berorientasi pada proses adalah orang yang bekerja dan tahu bagaimana susah nya untuk mendapatkan segala sesuatu. Maka dari itu kita harus lah merubah semua hal yang berfokus pada hasil dan berubah menjadi berfokus pada proses.dengan cara mngatasi itu semua lakukan keperdulian atau berorientasi pada proses maka, kita selalu mencari cara yang lebih baik, dan itu akan pada pencapaian yang luarbiasa, seperti biasa atau standar saja. Kita selalu membuat hal yang bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa, sehingga kita akan menjadi orang yang luar biasa yang bisa membuat sesuatu, tidak memakai sesuatu tersebut.

7.      Dari penonton menjadi pelaku

Memang menyedihkan kalau sampai sekarang kita hanya bisa menjadi penonton dari pesta kemajuan dunia yang marak disana-sini. Hampir di segala bidang kita hanya bisa melihat gegap gempita dan sorak sorai dunia mengelu-elukan para jawara, dan sayangnya kita sering terbuai dengan nikmatnya sebagai pengguna hasil para kampiun itu. Bagaimana kita bisa menjadi Pelaku bukan Penonton, dengan cara merubah seuatu pemikiran yang hanya menjadi penikmat sesuatu tanpa memikirkan bagaimana membuat sesuatu tersebut. Menjadi pelaku bukan lah hal mudah yang harus dilakukan bagi setiap orang tapi, semua itu dapat terselesaikan dengan adanya kemauan dalam diri, jadi untuk merubah dari penoton menjadi pelaku tentunya memerlukan kemauaan diri sendiri. Selanjutnya akan terciptalah yang nama nya sebuah karya yang tidak lagi membeli dengan orang lain tentunya dapat membuat sendiri sesuatu tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar